
Ironis
ya, padahal kalau kita sadari kekayaan tidak pernah memberikan secuil
jaminan untuk kita hidup bahagia, kekayaan ataupun miskin adalah ujian !
yang pasti, bagaimana cara kita menafkahkan harta di jalan Allah yang
diridhoi Nya.
Seseorang
di uji dengan kemiskinan mampu melewati kemiskinan, karena memang tidak
ada jalan lain selain menjalani kemisikinan itu sendiri, tapi apabila
di uji dengan kekayaan jarang yang bisa lulus dengan ujian itu.
Disaat
kaya cobaan pun datang bertubi-bertubi, sakit kronis diderita, berobat
sana-sini dari rumah sakit terkenal di negeri tetangga sampai ke dukun
terkenal juga tetangga sendiri .....Astagfirullah, tidak sedikit rupiah
terkuras penyakit juga tak kunjung sembuh nyaris menguras kekayaan yang
ada. kalau kita punya penghasilan 20 jt perbulan tapi biaya berobat
lebih dari itu, trus apa gunanya menjadi kaya? apakah kita menikmati
kekayaan itu ?
Jadi
bersyukurlah kita sampai hari ini masih dikaruniakan oleh Allah SWT
kesehatan karena ini merupakan kekayaan terbesar yang kita miliki.
“Sesungguhnya
jika kamu bersyukur pasti Aku akan menambah nikmat-Ku kepadamu dan jika
kamu mengingkari nikmat-Ku, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
(QS.Ibrahim : 7)
Islam
tidak pernah melarang orang menjadi kaya, para sahabat Rasulullah SAW
seperti Abu Bakar ra, Umar Bin Khatab ra &, Utsman Bin Affan ra
kecuali Sayyidina ali Bin Abi Thalib ra adalah para milyuner dalam
sejarah islam tapi beliau menafkahkan hartanya untuk membackup
perjuangan Rasulullah SAW,
dalam sebuah hadist dijelaskan bahwa :
“Bukanlah
kekayaan itu dari banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah rasa
cukup yang ada di dalam hati.” (HR. Al-Bukhari no. 6446 dan Muslim no.
1051 dari Abu Hurairah )
Sang Guru berkata : "Orang yang kaya itu bukanlah orang yang banyak harta tapi orang yang sedikit keperluan dan merasa cukup dihatinya "
Wallahu a’lam bish-shawab
Wallahu a’lam bish-shawab
0 comments:
Posting Komentar